بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِي
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Sedikit shere ya semoga bermanfaat ♉(‾⌣‾)♉
Dampak polusi terhadap kesehatan
manusia dan lingkungan J”
Dampak polusi terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
1.Dampak Polusi Udara
Polusi udara dapat terjadi jika jumlah
atau konsentrasi polutan (zat pencemar) di udara sudah melebihi baku mutu lingkungan.
Untuk masing-masing polutan di udara mempunyai nilai baku mutu yang berbeda.
Udara yang telah tercemar oleh polutan tertentu dapat menyebabkan turunnya mutu
udara di lingkungan tersebut. Udara yang telah tercemar dapat menyebabkan
gangguan terhadap kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya secara langsung.
Tetapi udara yang tercemar juga dapat berdampak yang cukup luas seperti
pemanasan global dan hujan asam. Peristiwa pemanasan global ditimbulkan karena
peristiwa rumah kaca. Sedangkan hujan asam adalah meningkatnya konsentrasi asam
di udara seperti peningkatan jumlah SO2 (sulfur dioksida)
diudara sebagai hasil dari pembuangan asap kendaraan bermotor dan industri atau
hasil pembakaran bahan bakar fosil yaitu bahan bakar minyak dan batubara.
v Dampak bagi kesehatan
Polusi udara yang menyebabkan gangguan
kesehatan pada manusia dan lingkungan adalah:
1.Gas Karbon monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) di atmosfer
dalam keadaan normal konsentrasinya sangat sedikit sekitar 0,1 ppm. Di daerah
perkotaan dengan aktifitas penggunaan kendaraan bermotor dan industri yang
padat, kkonsentrasi gas CO dapat mencapai 10 – 15ppm. Gas CO di dalam paru-paru
bereaksi dengan hemoglobin pada sel darah merah yang dapat menghalangi
pengangkutan oksigen ke seluruh bagian tubuh.
Tabel: Konsentrasi gas CO di udara dan pengaruhnya pada tubuh manusia bila
kontak terjadi pada waktu cukup lama
Konsentrasi
gas CO di udara (ppm)
|
Konsentrasi
COHb dalam darah (%)
|
Gangguan
pada tubuh
|
3
|
0,98
|
Tidak ada
|
5
|
1,30
|
Belum begitu terasa
|
10
|
2,10
|
Gangguan sistem saraf sentral
|
20
|
3,70
|
Gangguan panca indera
|
40
|
6,90
|
Gangguan fungsi jantung
|
60
|
10,10
|
Sakit kepala
|
80
|
13,30
|
Sulit bernafas
|
100
|
16,50
|
Pingsan hingga kematian
|
Dampak yang ditimbulkan adalah :
a) Pusing/sakit kepala
b) Rasa mual
c) Pingsan (ketidak sadaran)
d) Kerusakan jaringan otak
e) Sesak nafas
f) Kematian
g) Gangguan pada kulit
h) Gangguan penglihatan (efek jangka panjang)
1. Gas sulfur oksida (SO), nitrogen oksida (NO) dan ozon (O3)
Dampak negatif adanya penigkatan
konsentrasi gas SO, NO dan O3 adalah :
a) Iritasi mata
b) Radang saluran pernafasan
c) Gangguan pernafasan kronis (bronkitis, emfisema dan asma)
d) Gangguan pada tumbuhan hingga kematian tumbuhan
b) Radang saluran pernafasan
c) Gangguan pernafasan kronis (bronkitis, emfisema dan asma)
d) Gangguan pada tumbuhan hingga kematian tumbuhan
v Materi partikulat
Materi partikulat adalah
partikel-partikel yang berukuran kecil seperti serbuk batu bara, serbuk kayu,
serbuk batu, serbuk pasir, serbuk kapas, serbuk kwarsa, serbuk asbes. Materi
partikulat banyak terdapat di daerah industri, pertambangan, daerah perkotaan
yang padat penduduk dan daerah konstruksi (pembangunan gedung).
Dampak yang ditimbulkan adalah penyakit paru mulai dari peradangan hungga kangker paru-paru.
Materi partikulat yang lain adalah timbal (Pb) yang bersifat toksit (racun). Timbal yang masuk ke dalam tubuh dan sudah terakumulasi dalam kosentrasi tertentu dapat menyebabkan :
a) menyerang berbagai sistem tubuh seperti sistem pencernaan dan sistem syaraf.
b) Radang paru-paru sampai kanker paru-paru
c)Gangguan jantung
d)Gangguan ginjal
e)Keterbelakangan mental pada anak-anak
f)Gangguan kesehatan pada hewan
Dampak yang ditimbulkan adalah penyakit paru mulai dari peradangan hungga kangker paru-paru.
Materi partikulat yang lain adalah timbal (Pb) yang bersifat toksit (racun). Timbal yang masuk ke dalam tubuh dan sudah terakumulasi dalam kosentrasi tertentu dapat menyebabkan :
a) menyerang berbagai sistem tubuh seperti sistem pencernaan dan sistem syaraf.
b) Radang paru-paru sampai kanker paru-paru
c)Gangguan jantung
d)Gangguan ginjal
e)Keterbelakangan mental pada anak-anak
f)Gangguan kesehatan pada hewan
v Asap rokok
Rokok terbuat dari tembakau mengandung
Nikotin dan TAR
Nikotin adalah zat adiktif yang menimbulkan ketergantungan / kecanduan
Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatik
Undang-undang pengendalian rokok mensyaratkan kandungan Nikotin tidak boleh dari 1,5 mg dan kandungan tar tidak boleh lebih dari 50 mg.
Tar bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker)
Asap rokok mengandung berbagai zat berbahaya yaitu :
- formaldehide, benzo-α-pyrene, (bagian dari tar)
- nikotin,
- gas CO.
Dampak yang ditimbulkan adalah :
a) Gangguan pernafasan
b) Penyakit jantung
c) Flek di paru-paru
d) Kanker paru-paru
Nikotin adalah zat adiktif yang menimbulkan ketergantungan / kecanduan
Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatik
Undang-undang pengendalian rokok mensyaratkan kandungan Nikotin tidak boleh dari 1,5 mg dan kandungan tar tidak boleh lebih dari 50 mg.
Tar bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker)
Asap rokok mengandung berbagai zat berbahaya yaitu :
- formaldehide, benzo-α-pyrene, (bagian dari tar)
- nikotin,
- gas CO.
Dampak yang ditimbulkan adalah :
a) Gangguan pernafasan
b) Penyakit jantung
c) Flek di paru-paru
d) Kanker paru-paru
v Zat-zat penyebab kanker
Zat-zat penyebab kanker banyak ditemukan
dalam ruangan atau jenis polutan udara dalam ruangan (indoor air pollutants).
Polutan udara dalam ruangan antara lain:
a) kloroform
b) para-diklorobenzena
c) tetrakloroetilen
d) trikloroetan
e) radioaktif (Radon (Ra))
Jika konsentrasinya berlebih bisa menyebabkab kanker
a) kloroform
b) para-diklorobenzena
c) tetrakloroetilen
d) trikloroetan
e) radioaktif (Radon (Ra))
Jika konsentrasinya berlebih bisa menyebabkab kanker
v Suara
Polusi suara terjadi jika amplitudo
suara melebihi ambang batas yaitu 50 dB. Kekuatan suara yang lebih dari 50 dB
sudah mulai bising hingga memekakkan telinga yang dapat menimbulkan :
a) Gangguan organ pendengaran
b) Kerusakan organ pendengaran
c) Tuli
d) Gangguan jantung
e) Sakit kepala
f) Stress secara psikologis
a) Gangguan organ pendengaran
b) Kerusakan organ pendengaran
c) Tuli
d) Gangguan jantung
e) Sakit kepala
f) Stress secara psikologis
v Asbut (asap kabut)
Asap kabut
atau disingkat asbut (smog adalah singkatan dari smoke (asap) dan fog (kabut)).
Istilah ini muncul sekitar awal abad 20, ketika itu asap dan kabut tebal
menyelimuti kota London dampak dari revolusi industri besar-besaran di kota
tersebut.
Berdasarkan jenis polutan penyebabnya:
a) Asbut industri
Plolutan penyebab asbut industri adalah sulfur oksida (SO) dan materi partikulat yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil oleh industri. Materi partikulat yang terkandung dalam asbut industri menyebabkan warnanya menjadi keabu-abuan.
b) Asbut fotokimia
Polutan utama penyebab asbut foto kimia adalah senyawa gas nitrogen oksida (NO) yang berasal dari asap kendaraan bermotor dan senyawa hidrokarbon yang berasal dari berbagai sumber. Gas nitrogen oksida dan hidrokarbon diudara mengalami reaksi fotokimia membentuk ozon (O3). Ozon diudara juga dapat bereaksi dengan polutan udara lainnya membentuk senyawa-senyawa jenis polutan sekunder yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Nitrogen oksida diudara menyebabkan asbut fotokimia berwarna kecoklatan.
Asap kabut/ asbut dapat mengganggu penglihatan dan pernafasan.
Plolutan penyebab asbut industri adalah sulfur oksida (SO) dan materi partikulat yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil oleh industri. Materi partikulat yang terkandung dalam asbut industri menyebabkan warnanya menjadi keabu-abuan.
b) Asbut fotokimia
Polutan utama penyebab asbut foto kimia adalah senyawa gas nitrogen oksida (NO) yang berasal dari asap kendaraan bermotor dan senyawa hidrokarbon yang berasal dari berbagai sumber. Gas nitrogen oksida dan hidrokarbon diudara mengalami reaksi fotokimia membentuk ozon (O3). Ozon diudara juga dapat bereaksi dengan polutan udara lainnya membentuk senyawa-senyawa jenis polutan sekunder yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Nitrogen oksida diudara menyebabkan asbut fotokimia berwarna kecoklatan.
Asap kabut/ asbut dapat mengganggu penglihatan dan pernafasan.
v Hujan Asam
Sejarah Hujan Asam
Fenomena hujan asam mulai dikenal sejak akhir abad 17, hal ini diketahui dari buku karya Robert Boyle pada tahun 1960 dengan judul “A General History of the Air“. Buku tersebut menggambarkan fenomena hujan asam sebagai “nitrous or salino-sulforus spiris“.
Revolusi industri di Eropa yang dimulai sekitar awal abad ke 18 memaksa penggunaan bahan bakar batubara dan minyak sebagai sumber utama energi untuk mesin-mesin. Sebagai akibatnya, tingkat emisi precursor (faktor penyebab) dari hujan asam yakni gas-gas SO2, NOx dan HCl meningkat. Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Robert Angus Smith pada tahun 1872. Ketika itu, Robert Angus Smith berhasil menemukan hubungan antara hujan dengan polusi udara. Hujan asam dilaporkan pertama kali terjadi di Kota Manchester, Inggris. Smith menjelaskan fenomena hujan asam pada bukunya yang berjudul “Air and Rain: The Beginnings of Chemical Technology“.
Fenomena hujan asam mulai dikenal sejak akhir abad 17, hal ini diketahui dari buku karya Robert Boyle pada tahun 1960 dengan judul “A General History of the Air“. Buku tersebut menggambarkan fenomena hujan asam sebagai “nitrous or salino-sulforus spiris“.
Revolusi industri di Eropa yang dimulai sekitar awal abad ke 18 memaksa penggunaan bahan bakar batubara dan minyak sebagai sumber utama energi untuk mesin-mesin. Sebagai akibatnya, tingkat emisi precursor (faktor penyebab) dari hujan asam yakni gas-gas SO2, NOx dan HCl meningkat. Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Robert Angus Smith pada tahun 1872. Ketika itu, Robert Angus Smith berhasil menemukan hubungan antara hujan dengan polusi udara. Hujan asam dilaporkan pertama kali terjadi di Kota Manchester, Inggris. Smith menjelaskan fenomena hujan asam pada bukunya yang berjudul “Air and Rain: The Beginnings of Chemical Technology“.
Derajat keasaman adalah tingkat kandungan hidrogen (H+) dan ion OH- dalam
air. Semakin banyak kandungan hidrogen (H+) maka derajat keasaman
air turun atau pH turun atau air menjadi asam, sedangkan jika
kandungan ion OH- meningkat maka derajat keasaman naik
atau pH naik atau air menjadi basa. Kandungan/konsentrasi hidrogen (H+)
dan ion OH- dalam air sangat tergantung kandungan/konsentrasi
zat atau mineral dalam air. Lihat gambar berikut
(Asam)
|
(Basa)
|
Skala nilai pH adalah ditunjukkan dengan
angka dari 0 – 14. Jika cairan mempunyai pH kurang dari 7 maka bersifat asam
dan jika cairan mempunyai pH lebih dari 7 maka bersifat basa. Air murni adalah
zat dengan derajat keasaman netral atau air mempunyai pH = 7.
Hujan normal adalah hujan dengan air yang tidak membawa polutan didalamnya dan nilai pH nya adalah antara 7 – 5,6. Pada peristiwa hujan normal terjadi pembentukan senyawa asam karena reaksi antara gas CO2 dengan air hujan membentuk senyawa asam karbonat (H2CO3).
CO2 + H2O3 H2CO3
(Bersifat asam lemah/ pH ≥5,6)
Asam tersebut mempengaruhi air hujan yang turun sehingga derajat keasamannya (pH) menjadi ± 5,6 bersifat asam lemah. Air yang bersifat asam tersebut berguna untuk melarutkan mineral-mineral yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
(asap pabrik mengandung sulfur oksida dan nitrogen oksida)
(asap kendaraan bermotor sulfur oksida dan nitrogen oksida)
Peningkatan aktivitas manusia seperti banyaknya industri dan pengguanaan kendaraan bermotor meningkatkan jumlah bahan bakar fosil yang dibakar. Bahan bakar fosil menghasilkan limbah berupa senyawa gas SO2 , NOx.
Meningkatnya jumlah polutan di udara mengakibatkan meningkatnya derajat keasaman air hujan, menjadi lebih asam dengan derajat keasaman (pH) dibawah 5,6. Peristiwa tersebut di sebut hujan asam. Polutan yang menyebabkan hujan asam adalah gas SO2 , NOx dan Freon (CFC / chloro fluoro carbon). Gas SO2 di udara bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat (H2SO4), sedangkan gas NO diudara bereaksi dengan uap air membentuk asam nitrat (HNO3). Freon (CFC) bereaksi secara fotokimia menghasilkan Klor (Cl) dan jika bereaksi dengan uap air membentuk asam klorida (HCl).
Berikut ini pembentukan asam di atmosfer:
Hujan normal adalah hujan dengan air yang tidak membawa polutan didalamnya dan nilai pH nya adalah antara 7 – 5,6. Pada peristiwa hujan normal terjadi pembentukan senyawa asam karena reaksi antara gas CO2 dengan air hujan membentuk senyawa asam karbonat (H2CO3).
CO2 + H2O3 H2CO3
(Bersifat asam lemah/ pH ≥5,6)
Asam tersebut mempengaruhi air hujan yang turun sehingga derajat keasamannya (pH) menjadi ± 5,6 bersifat asam lemah. Air yang bersifat asam tersebut berguna untuk melarutkan mineral-mineral yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
(asap pabrik mengandung sulfur oksida dan nitrogen oksida)
(asap kendaraan bermotor sulfur oksida dan nitrogen oksida)
Peningkatan aktivitas manusia seperti banyaknya industri dan pengguanaan kendaraan bermotor meningkatkan jumlah bahan bakar fosil yang dibakar. Bahan bakar fosil menghasilkan limbah berupa senyawa gas SO2 , NOx.
Meningkatnya jumlah polutan di udara mengakibatkan meningkatnya derajat keasaman air hujan, menjadi lebih asam dengan derajat keasaman (pH) dibawah 5,6. Peristiwa tersebut di sebut hujan asam. Polutan yang menyebabkan hujan asam adalah gas SO2 , NOx dan Freon (CFC / chloro fluoro carbon). Gas SO2 di udara bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat (H2SO4), sedangkan gas NO diudara bereaksi dengan uap air membentuk asam nitrat (HNO3). Freon (CFC) bereaksi secara fotokimia menghasilkan Klor (Cl) dan jika bereaksi dengan uap air membentuk asam klorida (HCl).
Berikut ini pembentukan asam di atmosfer:
1.
Pembentukan asam sulfat (H2SO4)
SO2 + H2O
-> H2SO4
1.
Pembentukan asam nitrat (HNO3)
NO2 + H2O
-> HNO3
1.
Pembentukan asam klorida
Reaksi pembentukan asam klorida dari
freon (CFC) melalui beberapa tahapan, yaitu tahapan reaksi fotokimia dan reaksi
kimia. Asam klorida biasanya terbentuk di lapisan stratosfer, dimana reaksinya
melibatkan Chloroflorocarbon (CFC) dan radikal oksigen O*
CFC + hv(UV) -> Cl* + produk
CFC + O* -> ClO + produk
O* + ClO -> Cl* + O2
Cl + CH4 -> HCl + CH3
CFC + O* -> ClO + produk
O* + ClO -> Cl* + O2
Cl + CH4 -> HCl + CH3
Reaksi diatas merupaka bagian dari rangkaian reaksi yang menyebabkan deplesi lapisan ozon di stratosfer. Perbandingan ketiga asam tersebut dalam hujan asam biasanya berkisar antara 62 persen oleh Asam Sulfat, 32 persen Asam Nitrat dan 6 persen Asam Chlorida.
Catatan:
Pulau Jawa memiliki tingkat emisi penyebab hujan asam tertinggi di Indonesia,
Pada tahun 1989, tingkat precursor SOx di Indonesia mencapat 157.000 ton per tahun, sedangkan NOx mencapai 175.000 ton per tahun.
Kota Surabaya pada tahun 2000 tercatat mengemisikan 26 ton SO2 dan 66,4 ton NOx ke udara dari berbagai sumber pencemar.
Pulau Jawa memiliki tingkat emisi penyebab hujan asam tertinggi di Indonesia,
Pada tahun 1989, tingkat precursor SOx di Indonesia mencapat 157.000 ton per tahun, sedangkan NOx mencapai 175.000 ton per tahun.
Kota Surabaya pada tahun 2000 tercatat mengemisikan 26 ton SO2 dan 66,4 ton NOx ke udara dari berbagai sumber pencemar.
Dampak negatif peristiwa
hujan asam adalah :
1.mempengaruhi kualitas air permukaan atau air menjadi lebih asam sehingga
mempengaruhi biota air yang hidup di dalamnya, karena biota air terpengaruh
oleh pH air. (pH air kurang dari 5,6)
2.dapat menghambat pertumbuhan tanaman
dan bahkan menyebabkan kematian tanaman.
3.dapat melarutkan berat dalam tanah
kemudian mencemari air. air yang tercemar oleh logam berat sangat berbahaya
bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.
4.dapat bersifat korosif artinya dapat
merusak atau mengkorosi logam, seperti motor, mobil, sepeda, kotruksi bangunan
atau komponen bangunan, seperti gedung, patung, candi, monumen dan lain-lain.
5.menyebabkan gangguan pernafasan.
6.dapat menyebabkan bayi lahir prematur
atau meninggal pada ibu hamil.
Dampak lebih lanjut dari pemanasan
global adalah:
a. Volume air laut bertambah mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
b. Permukaan air laut meningkat mengakibatkan banjir di daerah pantai.
c. Dapat menenggelamkan pulau-pulau atau kota-kota di dekat pantai
d. Meningkatkan penyebaran penyakit munlar.
e. Curah hujan di daerah yang beiklim tropis meningkat.
f. Tanah lebih cepat mengering walaupun sering terkena hujan, berdampak kekurangan air kematian tanaman.
g. Sering terjadi angin besar atau badai di beberapa wilayah.
h. Migrasi atau berpindahnya hewan ke daerah yang lebih dingin.
i. Punahnya manusia hewan dan tumbuhan yang tidak mampu berpindah atau beradaptasi dengan suhu yang makin tinggi.
j.meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi.
v Penipisan Lapisan Ozon (O3)
Ozon adalah
salah satu gas yang membentuk atmosfer. Molekul oksigen (O2) yang
kita gunakan untuk bernafas membentuk hampir 20% atmosfer. Pembentukan ozon (O3),
molekul triatom oksigen jumlahnya sedikit dalam atmosfer di mana
kandungannya hanya 1/3.000.000 gas atmosfer.
Ozon tertumpu di bawah stratosfer di antara 15 dan 30 km di atas permukaan bumi yang dikenal sebagai ‘lapisan ozon’. Ozon dihasilkan dari berbagai percampuran kimiawi, tetapi mekanisme utama penghasilan dan perpindahan dalam atmosfer adalah penyerapan tenaga sinar ultraviolet (UV) dari matahari.
UV dikaitkan dengan pembentukan kanker kulit dan kerusakan genetik. Peningkatan tingkat UV juga mempunyai dampak kurang baik terhadap sistem imunisasi hewan, organisme akuatik dalam rantai makanan, tumbuhan dan tanaman. Ozon dilapisan stratosfer memiliki peran penting dalam menyerap radiasi sinar UV (ultraviolet) yang dipancarkan matahari ke bumi.
Penyerapan sinaran UV berbahaya oleh ozon stratosfer amat penting untuk semua hidupan di bumi.
Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC) buatan manusia yang meningkatkan kadar penipisan ozon menyebabkan kemerosotan berangsur-angsur dalam tingkat ozon global.
CFC digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya, dalam kulkas, bahan dorong dalam penyembur, pembuatan busa dan bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik.
Masa hidup CFC berarti 1 molekul yang dibebaskan hari ini bisa ada 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer sebelum dihapuskan.
Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 – 50 km). Di atas lapisan ozon utama, pertengahan julat ketinggian 20 – 25 km, kurang sinar UV diserap oleh ozon. Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan UV, dan membebaskan atom klorin. Atom klorin ini juga berupaya untuk memusnahkan ozon dan menghasilkan
Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan ozon antara ketinggian tertentu seluruh Antartika pada musim semi. Pembentukan ‘lubang’ tersebut terjadi setiap bulan September dan pulih ke keadaan normal pada lewat musin semi atau awal musim panas.
Dalam bulan Oktober 1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang luas telah dilacak di seluruh Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan ozon berbanding dengan permukaan lubang pra-ozon. Pada bulan Oktober 1991, permukaan terendah atmosfer ozon yang pernah dicatat telah terjadi di seluruh Antartika.
Dalam tahun 1975, dikhawatirkan aktivitas manusia akan mengancam lapisan ozon. Oleh itu atas permintaan “United Nations Environment Programme” (UNEP), WMO memulai Penyelidikan Ozon Global dan Proyek Pemantauan untuk mengkoordinasi pemantauan dan penyelidikan ozon dalam jangka panjang.
Semua data dari tapak pemantauan di seluruh dunia diantarkan ke Pusat Data Ozon Dunia di Toronto, Kanada, yang tersedia kepada masyarakat ilmiah internasional.
Pada tahun 1977, pertemuan pakar UNEP mengambil tindakan Rencana Dunia terhadap lapisan ozon; dalam tahun 1987, UNEP mengambil Protokol Montreal atas bahan yang mengurangi lapisan ozon.
(http://dwiwildhatuljannah.files.wordpress.com/2010/03/02-ozon.jpg)
Protokol ini memperkenalkan serangkaian kapasitas, termasuk jadwal tindakan, mengawasi produksi dan pembebasan CFC ke alam sekitar. Ini memungkinkan tingkat penggunaan dan produksi terkait CFC untuk turun ke tingkat semasa 1986
Ozon tertumpu di bawah stratosfer di antara 15 dan 30 km di atas permukaan bumi yang dikenal sebagai ‘lapisan ozon’. Ozon dihasilkan dari berbagai percampuran kimiawi, tetapi mekanisme utama penghasilan dan perpindahan dalam atmosfer adalah penyerapan tenaga sinar ultraviolet (UV) dari matahari.
UV dikaitkan dengan pembentukan kanker kulit dan kerusakan genetik. Peningkatan tingkat UV juga mempunyai dampak kurang baik terhadap sistem imunisasi hewan, organisme akuatik dalam rantai makanan, tumbuhan dan tanaman. Ozon dilapisan stratosfer memiliki peran penting dalam menyerap radiasi sinar UV (ultraviolet) yang dipancarkan matahari ke bumi.
Penyerapan sinaran UV berbahaya oleh ozon stratosfer amat penting untuk semua hidupan di bumi.
Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC) buatan manusia yang meningkatkan kadar penipisan ozon menyebabkan kemerosotan berangsur-angsur dalam tingkat ozon global.
CFC digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya, dalam kulkas, bahan dorong dalam penyembur, pembuatan busa dan bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik.
Masa hidup CFC berarti 1 molekul yang dibebaskan hari ini bisa ada 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer sebelum dihapuskan.
Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 – 50 km). Di atas lapisan ozon utama, pertengahan julat ketinggian 20 – 25 km, kurang sinar UV diserap oleh ozon. Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan UV, dan membebaskan atom klorin. Atom klorin ini juga berupaya untuk memusnahkan ozon dan menghasilkan
Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan ozon antara ketinggian tertentu seluruh Antartika pada musim semi. Pembentukan ‘lubang’ tersebut terjadi setiap bulan September dan pulih ke keadaan normal pada lewat musin semi atau awal musim panas.
Dalam bulan Oktober 1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang luas telah dilacak di seluruh Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan ozon berbanding dengan permukaan lubang pra-ozon. Pada bulan Oktober 1991, permukaan terendah atmosfer ozon yang pernah dicatat telah terjadi di seluruh Antartika.
Dalam tahun 1975, dikhawatirkan aktivitas manusia akan mengancam lapisan ozon. Oleh itu atas permintaan “United Nations Environment Programme” (UNEP), WMO memulai Penyelidikan Ozon Global dan Proyek Pemantauan untuk mengkoordinasi pemantauan dan penyelidikan ozon dalam jangka panjang.
Semua data dari tapak pemantauan di seluruh dunia diantarkan ke Pusat Data Ozon Dunia di Toronto, Kanada, yang tersedia kepada masyarakat ilmiah internasional.
Pada tahun 1977, pertemuan pakar UNEP mengambil tindakan Rencana Dunia terhadap lapisan ozon; dalam tahun 1987, UNEP mengambil Protokol Montreal atas bahan yang mengurangi lapisan ozon.
(http://dwiwildhatuljannah.files.wordpress.com/2010/03/02-ozon.jpg)
Protokol ini memperkenalkan serangkaian kapasitas, termasuk jadwal tindakan, mengawasi produksi dan pembebasan CFC ke alam sekitar. Ini memungkinkan tingkat penggunaan dan produksi terkait CFC untuk turun ke tingkat semasa 1986
pada tahun 1989, dan pengurangan
sebanyak 50% pada 1999.
v DAMPAK POLUSI AIR
Air adalah komponen komponen abiotik
yang sangat penting bagi lingkungan hidup yaitu bagi kesehatan manusi dan
makhluk hidup lainnya. Air yang telah tercemar mutunya menjadi turun dan bahkan
tidak memenuhi standart kualitas yang dapat mendukung kehidupan makhluk hidup.
Air tercemar menimbulkan pemandangan dan bau yang tidak sedap, keruh dan
mungkin mengandung bahan beracun dan berbahaya, sehingga sangat mengganggu
kehidupan biota air. Sebagian besar zat pencemar dihasilkan oleh kegiatan
manusia seperti industri, rumah tangga, pertanian, pertambangan dan lain-lain.
Bahan pencemar air bisa terdiri dari bahan organik maupun anorganik.
·
Gangguan Kesehatan
Pencemaran air dapat menimbulkan
berbagai penyakit menular dan tidak menular
·
Penyakit menular
Penyakit menular sebagai akibat dari pencemaran dapat terjadi karena berbagai
sebab antara lain:
a) Air yang tercemar dapat menjadi media bagi perkembang biakan dan pesebaran mikroorganisme, termasuk mikroba patogen.
b) Air yang telah tercemar tidak dapat lagi digunakan sebagai pembersih, sedangkan air bersih mungkin jumlahnya sudah tidak mencukupi lagi.
c) Air yang tercemar limbah organik merupakan tempat yang subur untuk perkembang biakan mikroorganisme. Mikroorganisme patogen yang berkembang biak dalam air dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit menular.
a) Air yang tercemar dapat menjadi media bagi perkembang biakan dan pesebaran mikroorganisme, termasuk mikroba patogen.
b) Air yang telah tercemar tidak dapat lagi digunakan sebagai pembersih, sedangkan air bersih mungkin jumlahnya sudah tidak mencukupi lagi.
c) Air yang tercemar limbah organik merupakan tempat yang subur untuk perkembang biakan mikroorganisme. Mikroorganisme patogen yang berkembang biak dalam air dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit menular.
Tabel: Contoh beberapa penyakit menular yang dapat tersebar melalui air
tercemar.
Jenis Mikroba
|
Penyakit
|
Gejala
|
Virus
|
||
- Hepatitis A
|
Hepatitis A
|
Demam, sakit kepala, sakit perut, kehilangan selera makan, pembengkakan
hati sehingga tubuh menjadi kuning
|
- Virus Polio
|
Poliomyelitis
|
Tenggorokan sakit, demam, diare, sakit pada tungkai dan punggung,
kelumpuhan dan kemunduran fungsi otot
|
Bakteri
|
||
- Vibrio Cholerae
|
Kolera
|
Diare yang sangat parah, muntah-muntah, kehilangan cairan yang sangat
banyak sehingga menyebabkan kejang dan lemas
|
- Escherichia coli(strain patogen)
|
Diare
|
Buang air besar (BAB) berkali-kali dalam sehari, kotoran encer
(mengandung banyak air), terkadang diikuti rasa mulas atau sakit perut.
|
- Shigella dysentriae
|
Disentri
|
Infeksi usus besar, diare, kotoran mengandung lendir dan darah, sakit
perut.
|
- Salmonella typhi
|
Tifus
|
Sakit kepala, demam diare, muntah-muntah, peradangan dan pendarahan usus.
|
Protozoa
|
||
- Entamoeba histolytica
|
Disentri amuba
|
Sama seperti disentri oleh bakteri
|
- Balantidium coli
|
Balantidiasis
|
Pandarahan usus, diare berdarah
|
- Giardia lamblia
|
Giardiasis
|
Diare, sakit perut, terbentuk gas dalam perut, bersendawa, kelelahan.
|
Metazoa(Cacing Parasit)
|
||
- Ascaris lumbricoides(cacing gelang)
|
Ascaris
|
Demam, sakit perut yang parah, malabsorbsi, muntah-muntah, kelelahan
|
- Taenia saginata(cacing pita)
|
Taeniasis
|
Gangguan pencernaan, rasa mual, kehilangan berat badan, rasa gatal di
anus.
|
- Schistosoma sp.(cacing pipih)
|
Schistosomiasis
|
Gangguan pada hati dan kantung kemih sehingga terdapat darah dalam urin,
diare, tubuh lemas, sakit perut yang terjadi berulang-ulang.
|
v
Penyakit tidak menular
Air yang tercemar juga dapat menyebabkan
penyakit yang tidak menular, walaupun juga termasuk penyakit berbahaya karena
dapat menyebabkan kematian. Zat pencemar air yang menyebabkan penyakit adalah
senyawa anorganik, seperti logam berat, dan ada senyawa organik yang mengandung
unsur klorin (Cl) seperti DDT dan PCB yang bersifat beracun bagi makhluk hidup.
Tabel: Zat-zat polutan yang dapat menyebabkan penyakit
Nama Zat
|
Sumber
|
Nama Penyakit
|
Kadmium (Cd)
|
Cd adalah logam berat yang banyak digunakan oleh industri seperti: pabrik
pipa PVC, pabrik pengolahan karet, pabrik kaca
|
Keracunan Cd dapat menyebabkan kerusakan organ ginjal dan hati,
mempengaruhi otot polos pembuluh darah, tekanan darah tinggi menyebabkan
gagal jantung.
|
Kobalt (Co)
|
Di industri sebagai bahan campuran untuk membuat magnet, alat pemotong,
alat penggiling, mesin pesawat terbang, pewarna kaca, keramik dan cat
|
Keracunan kobalt merusak kelenjar tiroid (gondok), menyebabkan kekurangan
hormon hasil kelenjar gondok.Menyebabkan gagal jantung dan endema
(pembengkakan jaringan akibat kelebihan cairan dalam sel)
|
Merkuri (Hg)
|
Dalam industri, merkuri digunakan untuk proses pembuatan klorin. Merkuri
juga terdapat dalam baterai, cat, plastik, termometer, lampu tabung,
kosmetik, dan hasil pembakaran batu bara
|
Merkuri masuk ke tubuh manusi bisa melalui konsumsi ikan yang tercemar
merkuri. Pada ibu hamil, menyebabkan bayi cacat mental. Dalam waktu lama bisa
menyebabkan kerusakan ginjal, saraf dan jantung.
|
Timbal (Pb)
|
Limbah Pb berasal dari rembesan sampah kaleng yang mengandung timbal, cat
yang mengandung timbal, bahab bakar yang bertimbal, pestisida, korosi pipa
yang mengandung timbal.
|
Pb dengan konsentrasi >15 mg/l dalam darah berbahaya bagi
kesehatan.Pada wanita hamil, keracunan Pb menyebabkan keguguran, kelahiran
prematur, atau kematian janin. Pada anak-anak menyebabkan cacat mental dan
gangguan fisik.
Pada orang dewasa menyebabkan hipertensi. |
Senyawa Organik Berklorin
|
Senyawa berklorin antara lain adalah dikloro-difenil-trikloroetana (DDT),
aldrin, heptaklor dan klordan sebagai bahan pestisida. Senyawa ini biasa
diapakai untuk membasmi serangga dan hama. Senyawa industri adalah
poliklorinasi bifenil (PCB) dan dioksin. DDT dan PCB dialam dapat mengalami
magnifikasi biologi saat memasuki rantai makanan atau senyawa tersebut
terakumulasi dalam makhluk hidup dan konsentrasinya meningkat pada makhluk
hidup dan konsentrasinya terus meningkat pada mkhluk hidup yang berada di
posisi lebih atas pada rantai makanan. Berarti manusia adalah makhluk yang
sangat beresiko menerima senyawa-senyawa tersebut.
|
Senyawa berklorin bersifat persisten di alam terakumulasi dalam tubuh
yang berbahaya bagi tubuh. Senyawa berklorin menyebabkan kerusakan berbagai
organ, terutama hati dan ginjal dan dapat menimbulkan kanker.
|
v
Air Tidak Bermanfaat Sesuai Peruntukannya
Polutan di air menyebabkan penurunan
mutu air hingga ke tingkat tertentu. Air yang mutunya turun mnyebabkan tidak
dapat berfungsi sesuai peruntukannya. Jadi air tidak dapat digunakan menurut
keperluannya. Contohnya adalah sebagai berikut:
·
Air tidak dapat lagi digunakan untuk
keperluan rumah tangga
Air yang tercemar menjadi berbau, keruh
dan mengandung kuman atau zat berbahaya. Air yang tercemar tersebut tentu tidak
memenuhi standar untuk keperluan air minum, sebagai alat pembersih (mandi dan
mencuci).
·
Air tidak dapat lagi digunakan untuk
keperluan industri
Industri membutuhkan air dengan syarat
yang sesuai industrinya. Contohnya industri pengolahan buah dan sayur
memerlukan air yang tidak tercemar.
·
Air tidak dapat lagi digunakan untuk
keperluan pertanian dan perikanan
Air yang sesuai untuk pertanian dan
perikanan adalah yang mempunyai nilai pH sedang (6 – 8). Pencemaran air akan
merubah nilai pH (derajat keasaman). Polutan dari zat-zat anorganik tertentu
ada yang bersifat beracun bagi hewan dan tanaman.
·
Menurunnya populasi berbagai biota air
Penurunan populasi biota air membawa
kerugian yang sangat besar. Kerugian secara langsung adalah berkurangnya sumber
mata pencaharian bagi sebagian besar orang sedangkan kerugian secara tidak
langsung adalah keseimbangan ekosistem menjadi terganggu.
1.
Ø Beberapa polutan berbahaya bagi
biota air adalah nutrien tumbuhan, limbah yang membutuhkan oksigen, minyak, sedimen dan
panas.
1.Nutrien tumbuhan
Nutrien tumbuhan seperti fosfat dan nitrogen yang jumlahnya berlebihan di
perairan dapat menjadi polutan. Perairan yang mengandung polutan tersebut
mengalami eutrofikasi. Eutrofikasi menyebabkan ganggang (algae) berkembang biak
dengan sangat subur sehingga populasinya berkembang pesat. Peristiwa
perkembangan ganggang secara cepat/pesat disebut algae blooming.
Akibat dari algae blooming adalah :
a) Mengganggu penetrasi cahaya matahari kedalam perairan karena permukaan tertupi ganggang.
b) Ganggang yang beracun dapat meracuni biota air.
c) Ganggang yang mati, sel-selnya turun ke dasar perairan mengalami pembusukan meningkatkan populasi bakteri pengurai yang membutuhkan oksigen. Peningkatan jumlah populasi bakteri pengurai meningkatkan kebutuhan oksigen / BOD (Biological Oxygen Demand) di perairan. Peningkatan BOD menurunkan kadar oksigen terlarut / DO (Disolved Oxygen). Penurunan DO mempengaruhi jumlah populasi biota air terutama bagi biota air yang tidak toleran terhadap kondisi DO yang rendah.
Akibat dari algae blooming adalah :
a) Mengganggu penetrasi cahaya matahari kedalam perairan karena permukaan tertupi ganggang.
b) Ganggang yang beracun dapat meracuni biota air.
c) Ganggang yang mati, sel-selnya turun ke dasar perairan mengalami pembusukan meningkatkan populasi bakteri pengurai yang membutuhkan oksigen. Peningkatan jumlah populasi bakteri pengurai meningkatkan kebutuhan oksigen / BOD (Biological Oxygen Demand) di perairan. Peningkatan BOD menurunkan kadar oksigen terlarut / DO (Disolved Oxygen). Penurunan DO mempengaruhi jumlah populasi biota air terutama bagi biota air yang tidak toleran terhadap kondisi DO yang rendah.
2.Limbah yang membutuhkan
oksigen
Pencemaran oleh limbah yang membutuhkan oksigen (aerob) menyebabkan
peningkatan BOD akibat dari tingginya populasi bakteri aerob yang membusukkan
limbah. Peningkatan BOD menurunkan DO di perairan, sehingga menurunkan jumlah
populasi biota air yang tidak toleran terhadap kondisi DO yang rendah.
3.Minyak
Pencemaran minyak di perairan dapat terjadi di laut dan pantai.
Pencemaran minyak dapat menyebabkan kematian biota air seperti terumbu karang
karena minyak bersifat sebagai racun. Minyak juga dapat menemper pada bulu-bulu
burung dan rambut mamalia air sehingga mengganggu fungsi fisiologis bulu atau
rambut yaitu kemampuan mengapung dan kemampuan menjaga suhu tubuh. Hewan dapat
tenggelam dan mati karena suhu tubuhnya menurun drastis.
4.Sedimen / endapan
Pencemaran perairan oleh sedimen dapat menyebabkan perairan menjadi keruh
sehingga menghalangi penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan. Perairan yang
kekurangan cahaya menyebabkankemampuan fotosintesis ganggang dan tumbuhan air
menurun sehingga populasinya berkurang. Penurunan populasi ganggang dan
tumbuhan air menyebabkan penurunan populasi biota air lainnya.
Sedimen juga menyebabkan gangguan aliran air atau bahkan tersumbat, membawa endapat bersifat toksin dan menutupi terumbu karang serta biota air lainnya.
Sedimen juga menyebabkan gangguan aliran air atau bahkan tersumbat, membawa endapat bersifat toksin dan menutupi terumbu karang serta biota air lainnya.
5.Panas
Polusi termal/ panas menyebabkan perubahan suhu perairan secara drastis.
Perubahan suhu mendadak mengakibatkan kemaatian biota air, juga dapar
menurunkan DO di perairan.
6.Dampak Polusi Tanah
Tempat pembuangan sampah merupakan lahan yang penuh dengan timbunan
berbagai jenis limbah, sehingga merupakan salah satu sumber utama polusi tanah.
Meningkatnya perekonomian dan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan jumlah
limbah. Masalah polusi tanah juga terjadi di areal pertanian, industri dan
pertambangan.
7.Tempat pembuangan
Tempat pembuangan limbah/sampah baik tempat pembuangan sementara maupun
tempat pembuangan akhir (TPA) menimbulkan berbagai dampak polusi. Berbagai
jenis limbah yang tertumpuk seperti limbah cair, padat, organik dan anorganik.
Limbah padat yang sulit terurai akan bertumpuk selama bertahun-tahun memerlukan
lahan yang luas.
Lahan disekitar tempat pembuangan tidak ideal untuk pemukiman, pertanian maupun aktivitas lainnya karena terganggu dari segi estetika dan berbahaya bagi kesehatan. Limbah organik ada yang mengandung senyawa beracun, seperti logam berat yang dapt meracuni makhluk hidup di tanah seperti tumbuhan, mikroorganisme dan cacing tanah. Limbah organik menjadi tempet berkembangnya bakteri pembusuk/pengurai yang dapat menyebabkan penyakit. Limbah organik yang membusuk dapat mengundang hewan penyebar penyakit seperti nyamuk, lalat dan tikus.
Proses pembusukan limbah organik menimbulkan cairan lindi yang mengandung senyawa beracun dan menimbulkan gas metan (CH4). Cairan lindi dapat meracuni tanah dan gas metan adalah gas berbau tidak sedap yang dapt mangganggu kesehatan dan gas metan adalah termasuk gas rumah kaca.
Lahan disekitar tempat pembuangan tidak ideal untuk pemukiman, pertanian maupun aktivitas lainnya karena terganggu dari segi estetika dan berbahaya bagi kesehatan. Limbah organik ada yang mengandung senyawa beracun, seperti logam berat yang dapt meracuni makhluk hidup di tanah seperti tumbuhan, mikroorganisme dan cacing tanah. Limbah organik menjadi tempet berkembangnya bakteri pembusuk/pengurai yang dapat menyebabkan penyakit. Limbah organik yang membusuk dapat mengundang hewan penyebar penyakit seperti nyamuk, lalat dan tikus.
Proses pembusukan limbah organik menimbulkan cairan lindi yang mengandung senyawa beracun dan menimbulkan gas metan (CH4). Cairan lindi dapat meracuni tanah dan gas metan adalah gas berbau tidak sedap yang dapt mangganggu kesehatan dan gas metan adalah termasuk gas rumah kaca.
8.Lingkungan pertanian
Pencemaran tanah dilingkungan pertanian dan perkebunan selain oleh
sisa-sisa tumbuhan dapat terjadi karena penggunaan pestisida kimia, pupuk dan
irigasi. Pestisida dapat membunuh hama pengganggu dan dapat juga membunuh biota
tanah yang bergunan bagi kesuburan tanah seperti cacing tanah dan
mikroorganisme.
Pupuk yang digunakan secara berlebihan dapat menjadi racun bagi tanaman. Pestisida dan pupuk dapat berdampak terhadap kualitas tanah dan juga dapat menjadi polutan di air jika terbawa oleh aliran air ke perairan.
Pupuk yang digunakan secara berlebihan dapat menjadi racun bagi tanaman. Pestisida dan pupuk dapat berdampak terhadap kualitas tanah dan juga dapat menjadi polutan di air jika terbawa oleh aliran air ke perairan.
SEKIAN :)
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
- (ˆ▽ˆ) / - (ˆ▽ˆ) - \(ˆ▽ˆ)-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar